Telapak kakiku mulai panas, terik matahari telah membakarku tanpa belas kasihan. Jejak kakiku yang semula masih terlihat di permukaan pasir, kini menghilang dengan cepat tertiup angin. Perjalananku masih panjang, karena masih ada beberapa bukit pasir lagi yang harus kulalui. Di ujung sana kulihat bayangan sosok lelaki yang berjalan menuju arahku. Dia terlihat megah dalam kederhanaannya. Sungguh dia setara dengan arak-arakan awan yang menghiasi langit biru. Dia membawa sejuknya senja yang menua tergantikan malam. Dengan ribuan kilau bintang yang menghiasi matanya. Namun bukan pantulan sinar yang kulihat, bintang itu sesungguhnya adalah mentari yang bersinar di kala gelap. Aku menemukan akhir perjalananku ketika ia mendekat. Tergambar lengkap alurku hingga langkah membawaku kesini. Ternyata benar adanya, selembar daun maple yang gugur pun mempunyai alasan. Sebagaimana aku ada dan menderita, untuk bahagia dalam rengkuhannya.
No comments:
Post a Comment